Kamis, 21 September 2017

PENGABDIAN DI PULAU SURRGA

ESSAI


PENGABDIAN DI PULAU SURGA
(Sebuah pengalaman hidup)
Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikannya, untuk menjamin kualitas pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia,  Pemerintah melalui Kemristekdikti menggagas salah satu program dalam bidang pendidikan yaitu program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI) Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar dan Teringgal (SM3T). Program ini memberikan kesempatan kepada para sarjana pendidikan untuk mengabdi menjadi tenaga pendidik di sekolah yang berada di daerah plosok Indonesia. Tujuan program ini yaitu menjamin akses kualitas pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain (HR Thabrani)”. Hadist inilah yang menjadi motivasi penulis untuk mengikuti program SM3T, karena menurut hemat penulis, bermanfaat bagi orang lain bukan hanya melalui materi tetapi dapat dilaksanakn melalui dedikasi yang tulus, pengabdian dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan kepada orang lain. melalui program ini, penulis berharap bisa bermanfaat bagi anak-anak yang berada di pelosok Negeri
1.      Sosial Pendidikan
Saya bertugas di Sekolah Dasar Negeri 15 Kabupaten Sorong. Sekolah ini terletak disebuah pulau yang dikenal sebagai pulau penghasil minyak terbesar di Papua yaitu Pulau Salawati, di pulau ini terdapat 3 perusaha minyak skala internasional yang sedang beroperasi hingga saat ini yaitu Petrogas (Singapura), Petrocina (Cina) dan Pertamina (Indonesia). Pulau ini sebagian besar daratannya adalah hutan yang ditumbuhi oleh sebagian besar pohon Sagu dan pohon Merbabu (kayu besi). Tepatnya SD Negeri 15 Kab Sorong ini berada di kampung Maralol, Distrik Salawati Tengah. Kabupaten Sorong. Provinsi Papua Barat.
Waktu perjalanan yang harus ditempuh dari pusat Kota Sorong menuju ke Kampung Maralol adalah sekitar 5 jam. Penulis berangkat dari pusat kota dengan menggunakan taksi pada pukul 13.00 dan sampai di tempat penyebrangan atau yang biasa orang-orang disana menyebutnya yatu KMT (Kasim Marine Terminal) pada  Pukul 16.00, sesampai di tempat penyebrangan tersebut, penulis harus menunggu kapal boat milik perusahaan yang biasa beroperasi pada pukul 17.00 untuk menyebrang ke pulau salawati, penyebrangan ini memakan waktu sekitar 30 menit, sesampai di pulau salawati, penulis harus menunggu Bus milik perusahaan yang akan mengantar karyawan yang sudah cuti dan ikut menumpang karna rute bus tersebut akan melewati jalan didepan kampung Maralol. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 30 menit untuk sampai dikampung.
Suku yang mendiami kampung maralol adalah Suku MOI, suku asli Papua. Masyarakat di Kampung Maralol mayoritas berprofesi sebagai karyawan kontrak perusahaan minyak Petrocina, dan sebagiannya lagi menjadi nelayan dan petani. Mayoritas agama masyarakat dikampung ini yaitu kristen, hanya beberapa orang yang bergama islam, itupun bukan penduduk asli tetapi pendatang yang ingin bekerja di perusahaan dan menetap sementara di kampung ini. Tansportasi utama adalah laut, meskipun ada jalan darat tetapi jalan tersebut dugnakan untuk operasional perusahaan, sehingga hanya sebagian kecil masyarakat yang menggunakan jalan darat.
 Pola pikir masyakrat di Kampug ini cukup maju (semi moderen), hal itu disebabkan oleh akulturasi budaya dan intraksi di lingkungan pekerjaan antara karwayan pendatang dengan penduduk asli, mayoritas karyawan perusahaan minyak tersebut berasal dari Sumatra, Sulawesi dan Jawa. Secara tidak langsung instraksi sosial terjadi baik dilingkungan kerja maupun diluar. Penduduk asli dikampung ini dalam aktifitas sehari-hari identik dengan masyarakat perkotaan hal itu terlihat dari cara berpakaian yang wajar, mayoritas masyarakatnya sudah mengenal dan menggunakan Handpone, Laptop dan perangkat eletronik lainnya,
Sekolah Dasar Negeri 15 Kab. Sorong tepat berada di kampung ini, penulis menghabiskan waktu 1 tahun untuk mengabdi, memberikan semangat, motivasi kepada peserta yang hanya berjumlah 30 orang dari kelas 1 sampai 6.  disekolah ini terdapat 4 orang guru dan kepala, tetapi 2 orang guru lebih banyak menghabiskan waktu  di kota. Kepala sekolah juga sangat jarang berada disekolah, Persis penulis lebih banyak mengajar sendiri.
Backround pendidikan saya adalah keguruan dengan disiplin ilmu pendidikan pancasila dan kwarganegaraan (PPKn) dan dipersiapkan untuk menjadi guru PPKn dijenjang pendidikan menengah, karna untuk jenjang Sekolah Dasar sudah mempunyai disiplin keilmuan sendiri. Ini menjadi tantangan sekaligus motivasi buat penulis karena tidak mudah untuk memahami dan mengajar pada anak seusia Sekolah Dasar.
Penulis mengajar setiap hari dari hari senin sampai hari sabtu, mengajar dari kelas 1 sampai 6 menggunakan model kelas rangkap yaitu 6 kelas penulis membagi menjadi 2 kelas pelajaran yang sama, tetapi dengan materi yang berbeda sesuai dengan jenjang kelas. tidak mudah membelajarkan anak dengan model ini, selain kurang kondusif, model ini juga berpengaruh terhadap kondisi psikologis anak, tetapi bagi penulis tidak ada cara lain, sehingga dengan semua keterbatasan fasilitas dan kemampuan penulis sebagai guru. model ini tetap digunakan hingga 1 tahun masa pengabdian.
Kendala yang paling berat dihadapi adalah masih banyak siswa dari kelas 1 sampai 6 yang belum mampu menguasai 3 kemampuan dasar yaitu  membaca, menulis dan menghitung, setelah penulis melakukan observasi ternyata hampir semua peserta didik tidak pernah belajar dirumah, praktis mereka hanya belajar ketika disekolah, diluar sekolah mereka lebih banyak bermain, pergi membantu orang tuanya ke hutan. Atas dasar kondisi ini, penullis membuat jadwal belajar malam secara bergiliran kepada peserta didik untuk belajar membaca, menulis dan menghitung, dan alhamdulillah kegiatan ini berjalan dan membuahkan hasil yang maksimal. Selain itu, penulis juga membuat les bahasa inggris, tujuannya walaupun tidak sampai mahir, paling tidak mereka sudah mengenal mata pelajaran bahasa inggris.
Mengajar anak-anak seusia sekolah dasar tidak mudah, apalagi dengan watak dan karakter anak pulau yang selalu diajarkan untuk hidup keras, fasilitas yang kurang memadai, keberadaan guru yang tidak menentu, kondisi ini  secara tidak langsung mengganggu psikologi dan pandangan mereka terhadap pentingnya pendidikan. diperlukan kesabaran, niat yang tulus untuk mengabdi, mendidik mereka. Apa yang pemerintah berikan melalui program ini bukan serta merta merubah kehidupan mereka, karena tidak mungkin dengan kurun waktu 1 tahun kita mampu merubah mereka, tetapi hal yang paling penting bahwa program ini mampu membuka wawasan mereka tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan dan setiap warga negara indonesa mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan.
2.        Sisi lain kehidupan di Kampung Maralol
Kendala yang dihadapi baik oleh penulis maupun oleh masyakat yang tinggal dikampung ini yaitu kurangnya ketersediaaan kebutuhan seperti air, listrik, jaringan komunikasi dan bahan makanan pokok.
a.    Listrik
Masyarakat dikampung ini menggunakan panel surya (tenaga matahari) sebagai penerangan, sehingga ketika musim penghujan, hampir tidak ada penerangan dikampung ini, karena tidak ada asupan energi matahari pada panel surya. Ada beberapa orang menggunakan generator, masyarakat memanfaatkan ini untuk menginsi batre HP, menonton televisi.dll. dan generator ini hanya menyala dimalam hari sampai jam 11 malam.
b.    Air bersih
Sumber air dikampung ini adalah Sumur, airnya berwarna kuning keruh dan berbau, untuk mendapatkan air bersih, air sumur terlebih dahulu di saring menggunakan drem yang berisi pasir dan kerikil. Airnya yang dihasilkan ini  digunakan untuk mandi dan mencuci. Kemudian untuk memasak dan minum, air hasil penyaringan itu didiamkan selama 2 hari menggunakan drem penampungan, sehingga baru bisa digunakan. Beberapa orang juga mengambil air bersih siap pakai di perusahaan, tetapi itu diperuntukkan untuk karyawan, jadi, mayoritas masyarakat dikampung ini mengandalkan air sumur sebagai sumber mata air sehari-hari.


c.    Jaringan komununikasi (signal)
Jaringan komunikasi (signal)  dikampung ini berada ditempat-tempat tertentu, tetapi masih bisa dijangkau masyarakat kampung, dan jaraknya juga tidak terlalu jauh dari kampung. Kualitas singnal juga tergantung dari jenis HP yang digunakan, HP yang cepat mendapatkan singnal dikampung ini yaitu merek Nokia dan Samsung. Selain itu agak susah.
d.   Bahan-bahan makanan pokok.
Kebutuhan bahan makanan pokok dikampung ini terbilang cukup terbatas, hal ini disebabkan karena kampung ini berada disebuah pulau terpisah dengan kota, sehingga pengiriman barang seringkali terkendala cuaca dilaut, alat transportasi yang digunakan adalah perahu dan kapasistasnya kecil. Bahan-bahan makan yang banyak dijual dikampung ini yaitu beras, mie instan, gula, tepung dan snack. Sisanya seperti bumbu-bumbu, sayur-sayuran semuanya kita dapatkan di kota.
Masyarakat dikampung ini cukup peduli terhadap pendidikan anak-anak meraka, hal itu dibuktikan dengan besarnya antusiasme masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah maupun Perguruan Tinggi di Kota Sorong. Untuk Pendidikan Dasar, sebagian besar masyarakat dikampung iini menyekolahkan anaknya di disekolah dasar dikampung ini yaitu SDN 15 Kab.Sorong. bentuk sekolahnya permanen dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
Masyarakat kampung maralol pada umumnya sangat menerima dengan baik guru-guru SM3T yang bertugas dikampung ini, walaupun tidak dengan materi, tetapi mereka cukup memperhatikan keberadaan guru-guru SM3T. Mereka sangat berterimaksih atas kedatangan guru-guru SM3T karna sangat membantu dalam mengajar dan membimbing anak-anak mereka baik disekolah maupun diluar jam sekolah, sehingga kedepan mereka berharap guru-guru SM3T akan tetap ada dan bertugas dikampung ini, maupun sekolah dikampung lain se-Papua Barat
Secara keseluruhan, saya merasa senang dan menikmati pengabdian saya sebagai guru SM3T Udiksha angkatan ke-5 di SDN 15 Kab Sorong, Kampung Maralol, Distrik Salawati Tengah, Kab Sorong, Papua Barat. Walaupun pada umumnya kondisi dikampung ini sangat jauh berbeda dengan kehidupan diperkotaan, tetapi inilah konsekuensi yang harus kami terima sebagai bagian dari pengabdian dan tugas kami sebagai Guru SM3T.
SALAM MBMI....!!!!























TENTANG  PENULIS

NAMA           :MOH, SYAKRONI, S.Pd
E-MAIL         :mohsyakroni@gmail.com
NO HP            :087848962537
ALAMAT      :Dusun ajan, Desa loyok, Kecamatan Sikur, Kab Lombok Timur. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
MOH SYAKRONI atau akrab dipanggil RONI. Lahir di Lombok, 31 Desember 1992. menyelesaikan jenjang pendidikan dasar di SDN 5 LOYOK  (2004), MTs NW Loyok (2007) dan MA MU’ALLIMIN NW Pancor (2010), UNIVERSITAS MATARAM. NTB  (2015). Saat ini penulis sedang menempuh program pendidikan profesi guru (PPG pasca SM3T angaktan V) di Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung dengan program studi yaitu pendidikan pancasila dan kwarganegaraan (PPKn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar